Jumat, 22 Juli 2022, unit PKRS mengadakan penyuluhan tentang Kelainan Refraksi Pada Anak di ruang tunggu Poliklinik dengan narasumber dr. Cipta Sanjaya.

Gangguan penglihatan tidak hanya terjadi pada orang dewasa, bahkan anak-anak yang masih kecil pun bisa mengalami masalah penglihatan, misalnya mata silinder atau mata minus. Mengatasi gangguan penglihatan pada anak ini biasanya dokter mata menyarankan Si Kecil untuk menggunakan kacamata. Namun jika gangguan penglihatan pada anak masih dalam kategori cukup ringan, terkadang dokter tidak memberikan perawatan apapun.

Biasanya gangguan mata pada anak ini terjadi karena gaya hidup Si Kecil yang tidak sehat, misalnya terlalu sering menatap layar atau terlalu sering menggunakan gadget. Ketika anak menginjak usia 3-6 tahun, kemampuan visual dan penglihatannya sudah jauh berkembang ketimbang masa-masa di usia sebelumnya. Usia inilah mereka mulai piawai mengintegrasikan gerakan tubuh dan penglihatan.

Ada banyak aktivitas yang memerlukan kejelian mereka dalam melihat, mulai dari belajar menulis hingga aktivitas motorik kasar. Dalam kaitannya dengan mata silinder pada anak, hal ini cukup umum terjadi. Mata silinder atau mata minus pada anak terjadi karena perubahan kelengkungan kornea mata. Konsekuensinya, penglihatan anak akan kabur karena cahaya yang masuk ke mata tidak fokus ke retina kemudian mengakibatkan pandangan buram. Penyebab mata silinder pada anak tidak selalu karena gaya hidup. Bisa saja anak memang memiliki bentuk lensa mata yang berbeda sejak lahir. Artinya, ada faktor genetik yang berpengaruh di sini.

Faktor lain yang bisa menyebabkan mata minus pada anak adalah operasi mata hingga cedera pada mata. Anak bisa saja mengalami mata silinder sejak lahir. Namun, biasanya hal ini tidak diketahui sampai mereka melakukan tes mata. Para orangtua perlu ingat bahwa tes kesehatan mata ini sangatlah penting agar kondisi mata minus atau mata silinder pada anak segera terdeteksi.

Beberapa tanda-tanda anak yang mengalami mata silinder, antara lain:

  1. Sering mengucek mata meskipun tidak mengantuk
  2. Mata terlihat berair
  3. Memiringkan kepala saat melihat sesuatu
  4. Menutup sebelah mata untuk bisa melihat dengan lebih fokus
  5. Menghindari aktivitas yang memerlukan fokus penglihatan
  6. Mengeluh mata lelah hingga sakit kepala

Jika anak menunjukkan tanda-tanda tersebut, segera periksakan mata anak ke dokter spesialis mata agar kondisi mata anak tidak semakin memburuk.